MEMAHAMI PELAYANAN DAN PANGGILAN WORSHIP LEADER
Worship Leader.
Pemimpin penyembahan. Pelayanan ini sudah berkembang sejak lama dan
semakin baik. Tuhan mula membangkitkan generasi penyembah-iaitu
orang-orang yang selalu ingin bergaul dengan Tuhan baik secara pribadi
maupun di gereja. Tuhan juga membangkitkan para worship leader yang
berkualiti. Sebelum kita bahas tentang tips worship leader, terlebih
dahulu mari kita ketahui, apakah yang menjadi goal dari pelayanan
worship leader? Sebab tanpa tujuan, pelayanan yang kita lakukan tidak
akan pernah menjadi berkat. Ketahuilah, the goal of a worship leader is
to lead people of God to have intimate relationship with God and have
great passion to worship God! Ini adalah tujuan dari pelayanan pujian
penyembahan. Marilah kita bahas lebih lanjut.
Pelayanan worship
leader adalah pelayanan yang sangat penting di gereja. Sama pentingnya
dengan khotbah. Aku sering mengatakan bahwa 5 menit impartasi dari Roh
Tuhan yang didapatkan dalam sesi penyembahan, akan bekerja jauh lebih
efektif dari 50 menit khotbah yang berkualitas sekalipun. Hamba Tuhan
yang tak peka akan kaku dan ‘memaksa’ jemaat menerima ‘pesan Tuhan’,
padahal saat penyembahan sebelumnya, Roh Kudus sudah melayani dan
memperbaharui hati jemaat. Kalau sang pendeta peka, sebenarnya cukup
perkuatkan sahaja impartasi tersebut (yang diterima jemaat saat itu) dan
dorong jemaat. Trust me, hasilnya jauh lebih efektif. Tradisi dan
ketidakpekaan dari pengkhotbah sering kali justru memadamkan Roh dan
menhalang hadirat Tuhan. Jadi intinya, baik pelayanan pujian penyembahan
dan pelayanan khotbah adalah sama pentingnya. Ingat fokus keduanya
adalah untuk membangun jemaat. Tidak benar, kalo kita memandang
pelayanan pujian penyembahan lebih rendah dari khotbah. Marilah kita
lihat pelayanan worship leader lebih jauh.
Worship Leader bukanlah
pemimpin koir, yang tugasnya memimpin sekumpulan orang untuk bernyanyi,
menunggu sebuah intro musik, mengulang sebuah lagu dan bernyanyi sesuai
urutan lagu yang dipilih. Bukan itu. Banyak gereja terjebak dengan
menempatkan fungsi worship leader seperti itu. Inti dari pelayanan
pujian dan penyembahan adalah mengajak jemaat untuk mengalami hadirat
Tuhan secara bersama. Ingat, saat kita mengalami hadirat Tuhan secara
pribadi di kamar doa kita, itu adalah hal yang mengagumkan. Nah,
bukankah suatu hal yang lebih mengagumkan lagi, saat kita mengalami
hadirat Tuhan secara bersama-sama dengan jemaat?
Perbezaan dari
suatu perkumpulan dunia dengan gereja adalah hadirat Allah. Cuma itu.
Tiada yang lain! Apapun misi dan kesibukan sebuah gereja, tanpa hadirat
Tuhan adalah suatu tempat yang kosong. Tidak ada iman, damai sejahtera
dan sukacita di sana. Menjadi tempat yang mati. Contoh di alkitab,
Martha adalah tipe orang kristen agamawi, iaitu orang-orang yang
berpikir bahwa Tuhan lebih berkenan kalau kita sibuk ‘melakukan sesuatu
untuk Tuhan’ dari pada menikmati Tuhan dan bergaul dengan-Nya. Sementara
Maria, adalah jenis Kristen yang merindukan Tuhan dan selalu ingin
tinggal dalam hadirat-Nya. Sebenarnya dari keintiman inilah akhirnya
kita boleh mengetahui isi hati Tuhan (baca: misi) dan mulai mengerjakan
kehendak-Nya (baca: Visi).
Worship Leader juga bukanlah
MC, yang mengatur terpenuhinya sebuah urutan-urutan acara di gereja.
Namun, dia adalah orang yang memastikan setiap urutan acara di gereja
dipenuhi dengan kuasa dan kemuliaan Tuhan. Worship leader dan team
musiknya bukanlah orang-orang yang sedang menampilkan show atau konset
musik. Walaupun muzik dan nyanyiannya sangat bagus, jika fokus orang
terpesong dan tidak lagi mengarah kepada Tuhan, maka pelayanan ini
gagal. Worship leader bukanlah penyanyi solo, walaupunpun suaranya
merdu. Jika memang memiliki bakat, silahkan mengikuti audition penyanyi
seperti Malaysian Idol atau Akademik Fantasia dan kembangkan kemampuan
terbaikmu, tapi di gereja, please, lets focus on Jesus! Hai para worship
leader, tunjukkan: bahwa this is the House of God, so the people
respect, adore and honor Him!
Sori guys, di sorga tidak ada konset
musik apapun lagi. Yang ada hanyalah pujian dan pengagungan bagi Tuhan
selama-lamanya. Di sanalah para penyembah yang benar berkumpul
mengelilingi tahta-Nya. Allah yang Maha Kudus dipuja dan disembah dalam
kekekalan. Jika kita tidak tertarik terbiasa dengan ini, maka mungkin
sebaiknya kita tanyakan, model sorga seperti apakah yang ada selama ini
dalam kepala kita? Jika memang tujuan akhir dari penciptaan manusia
adalah untuk menyembah dan mengagungkan Allah semata, mengapa kita tidak
bersiap dari sekarang?
Tantangan terbesar dari worship leader
adalah membawa orang-orang yang keras hati, apatis, atheis, kosong,
terluka, dan agamawi duniawi sehingga mereka menemukan Tuhan dan
mengalami hadirat-Nya. Kerinduan (passion) terbesar dari worship leader
adalah melihat jiwa-jiwa dijamah dan dipulihkan Tuhan dalam penyembahan.
When there is passion, anointing comes! Kerinduan akan mendatangkan
urapan! Perjuangan terbesar dari seorang worship leader adalah
mematahkan belenggu yang menghalangi orang untuk masuk lebih dalam ke
hadirat Tuhan.
Kualiti terbesar dari seorang worship leader adalah
kemampuan mempertahankan atmosfer penyembahan di gereja sehingga jemaat
mengalami iman, kebenaran, damai sejahtera dan sukacita sorgawi.
Apabila atmosfer bisa dimaintain dengan baik, maka jadilah sebuah ibadah
yang berkenan di hadapan Tuhan. Dengan kualiti seperti ini, setiap
orang akan dibangkitkan, diteguhkan dan diperbaharui, semakin kuat dan
mengasihi Tuhan.
Di atas segalanya, worship leader sendiri
secara pribadi adalah orang yang memiliki hubungan yang baik dan intim
dengan Tuhan. Memiliki kepekakaan rohani dan mengikuti dorongan Roh. Ia
memiliki kerinduan dan suka tinggal dalam hadirat Tuhan. Menjaga hati
(motivasi) tetap murni di hadapan Tuhan. Memiliki hati yang hancur dan
mengasihi jiwa-jiwa terhilang. Worship leader adalah penyembah yang
benar, yang berkata: “Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau?
Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi. Sekalipun dagingku dan
hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah
selama-lamanya.” (Mzm 73:25)
In God’s Presence,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar