Kamis, 29 Januari 2015

Worship Leader

MEMAHAMI PELAYANAN DAN PANGGILAN WORSHIP LEADER
Worship Leader. Pemimpin penyembahan. Pelayanan ini sudah berkembang sejak lama dan semakin baik. Tuhan mula membangkitkan generasi penyembah-iaitu orang-orang yang selalu ingin bergaul dengan Tuhan baik secara pribadi maupun di gereja. Tuhan juga membangkitkan para worship leader yang berkualiti. Sebelum kita bahas tentang tips worship leader, terlebih dahulu mari kita ketahui, apakah yang menjadi goal dari pelayanan worship leader? Sebab tanpa tujuan, pelayanan yang kita lakukan tidak akan pernah menjadi berkat. Ketahuilah, the goal of a worship leader is to lead people of God to have intimate relationship with God and have great passion to worship God! Ini adalah tujuan dari pelayanan pujian penyembahan. Marilah kita bahas lebih lanjut.
Pelayanan worship leader adalah pelayanan yang sangat penting di gereja. Sama pentingnya dengan khotbah. Aku sering mengatakan bahwa 5 menit impartasi dari Roh Tuhan yang didapatkan dalam sesi penyembahan, akan bekerja jauh lebih efektif dari 50 menit khotbah yang berkualitas sekalipun. Hamba Tuhan yang tak peka akan kaku dan ‘memaksa’ jemaat menerima ‘pesan Tuhan’, padahal saat penyembahan sebelumnya, Roh Kudus sudah melayani dan memperbaharui hati jemaat. Kalau sang pendeta peka, sebenarnya cukup perkuatkan sahaja impartasi tersebut (yang diterima jemaat saat itu) dan dorong jemaat. Trust me, hasilnya jauh lebih efektif. Tradisi dan ketidakpekaan dari pengkhotbah sering kali justru memadamkan Roh dan menhalang hadirat Tuhan. Jadi intinya, baik pelayanan pujian penyembahan dan pelayanan khotbah adalah sama pentingnya. Ingat fokus keduanya adalah untuk membangun jemaat. Tidak benar, kalo kita memandang pelayanan pujian penyembahan lebih rendah dari khotbah. Marilah kita lihat pelayanan worship leader lebih jauh.
Worship Leader bukanlah pemimpin koir, yang tugasnya memimpin sekumpulan orang untuk bernyanyi, menunggu sebuah intro musik, mengulang sebuah lagu dan bernyanyi sesuai urutan lagu yang dipilih. Bukan itu. Banyak gereja terjebak dengan menempatkan fungsi worship leader seperti itu. Inti dari pelayanan pujian dan penyembahan adalah mengajak jemaat untuk mengalami hadirat Tuhan secara bersama. Ingat, saat kita mengalami hadirat Tuhan secara pribadi di kamar doa kita, itu adalah hal yang mengagumkan. Nah, bukankah suatu hal yang lebih mengagumkan lagi, saat kita mengalami hadirat Tuhan secara bersama-sama dengan jemaat?
Perbezaan dari suatu perkumpulan dunia dengan gereja adalah hadirat Allah. Cuma itu. Tiada yang lain! Apapun misi dan kesibukan sebuah gereja, tanpa hadirat Tuhan adalah suatu tempat yang kosong. Tidak ada iman, damai sejahtera dan sukacita di sana. Menjadi tempat yang mati. Contoh di alkitab, Martha adalah tipe orang kristen agamawi, iaitu orang-orang yang berpikir bahwa Tuhan lebih berkenan kalau kita sibuk ‘melakukan sesuatu untuk Tuhan’ dari pada menikmati Tuhan dan bergaul dengan-Nya. Sementara Maria, adalah jenis Kristen yang merindukan Tuhan dan selalu ingin tinggal dalam hadirat-Nya. Sebenarnya dari keintiman inilah akhirnya kita boleh mengetahui isi hati Tuhan (baca: misi) dan mulai mengerjakan kehendak-Nya (baca: Visi).

Worship Leader juga bukanlah MC, yang mengatur terpenuhinya sebuah urutan-urutan acara di gereja. Namun, dia adalah orang yang memastikan setiap urutan acara di gereja dipenuhi dengan kuasa dan kemuliaan Tuhan. Worship leader dan team musiknya bukanlah orang-orang yang sedang menampilkan show atau konset musik. Walaupun muzik dan nyanyiannya sangat bagus, jika fokus orang terpesong dan tidak lagi mengarah kepada Tuhan, maka pelayanan ini gagal. Worship leader bukanlah penyanyi solo, walaupunpun suaranya merdu. Jika memang memiliki bakat, silahkan mengikuti audition penyanyi seperti Malaysian Idol atau Akademik Fantasia dan kembangkan kemampuan terbaikmu, tapi di gereja, please, lets focus on Jesus! Hai para worship leader, tunjukkan: bahwa this is the House of God, so the people respect, adore and honor Him!
Sori guys, di sorga tidak ada konset musik apapun lagi. Yang ada hanyalah pujian dan pengagungan bagi Tuhan selama-lamanya. Di sanalah para penyembah yang benar berkumpul mengelilingi tahta-Nya. Allah yang Maha Kudus dipuja dan disembah dalam kekekalan. Jika kita tidak tertarik terbiasa dengan ini, maka mungkin sebaiknya kita tanyakan, model sorga seperti apakah yang ada selama ini dalam kepala kita? Jika memang tujuan akhir dari penciptaan manusia adalah untuk menyembah dan mengagungkan Allah semata, mengapa kita tidak bersiap dari sekarang?
Tantangan terbesar dari worship leader adalah membawa orang-orang yang keras hati, apatis, atheis, kosong, terluka, dan agamawi duniawi sehingga mereka menemukan Tuhan dan mengalami hadirat-Nya. Kerinduan (passion) terbesar dari worship leader adalah melihat jiwa-jiwa dijamah dan dipulihkan Tuhan dalam penyembahan. When there is passion, anointing comes! Kerinduan akan mendatangkan urapan! Perjuangan terbesar dari seorang worship leader adalah mematahkan belenggu yang menghalangi orang untuk masuk lebih dalam ke hadirat Tuhan.
Kualiti terbesar dari seorang worship leader adalah kemampuan mempertahankan atmosfer penyembahan di gereja sehingga jemaat mengalami iman, kebenaran, damai sejahtera dan sukacita sorgawi. Apabila atmosfer bisa dimaintain dengan baik, maka jadilah sebuah ibadah yang berkenan di hadapan Tuhan. Dengan kualiti seperti ini, setiap orang akan dibangkitkan, diteguhkan dan diperbaharui, semakin kuat dan mengasihi Tuhan.

Di atas segalanya, worship leader sendiri secara pribadi adalah orang yang memiliki hubungan yang baik dan intim dengan Tuhan. Memiliki kepekakaan rohani dan mengikuti dorongan Roh. Ia memiliki kerinduan dan suka tinggal dalam hadirat Tuhan. Menjaga hati (motivasi) tetap murni di hadapan Tuhan. Memiliki hati yang hancur dan mengasihi jiwa-jiwa terhilang. Worship leader adalah penyembah yang benar, yang berkata: “Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi. Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.” (Mzm 73:25)
In God’s Presence,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar