Kamis, 05 Maret 2015

MEREKA YANG HENGKANG


Baru semalam saya merasakan adanya urgensi dari pihak Tuhan yang jauh lebih serius daripada yang bisa saya duga sebelumnya mengenai sikap para pasukan-Nya yang selama ini ternyata bertindak sendiri menyikapi destiny, tugas dan divine connection yang telah dipercayakan kepada masing-masing pribadi. 
"Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar. -- Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora. -- Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu, lalu ia berangkat ke sebelah timur dan mereka berpisah." - Kejadian 13:10-11

"Kata Abram kepada Sarai: 'Hambamu itu di bawah kekuasaanmu; perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik.' Lalu Sarai menindas Hagar, sehingga ia lari meninggalkannya. ... Lalu kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: 'Kembalilah kepada nyonyamu, biarkanlah engkau ditindas di bawah kekuasaannya.'" - Kejadian 16:6-9
"Menangis pula mereka dengan suara keras, lalu Orpah mencium mertuanya itu minta diri, tetapi Rut tetap berpaut padanya." - Rut 1:14

"Kemudian kedua orang itu mengikat perjanjian di hadapan TUHAN. Dan Daud tinggal di Koresa, tetapi Yonatan pulang ke rumahnya." - 1 Samuel 23:18

"Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN." - Yunus 1:3
Saya mengalami berkali-kali ditinggalkan oleh beberapa divine connection yang dipercayakan Tuhan kepada saya. Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada mereka semua yang pernah menjadi divine connection, saya mengakui ada banyak kesalahan sikap dan karakter saya sendiri yang akhirnya juga menyebabkan kepergian mereka. Namun biar bagaimanapun juga seseorang tidak pernah dikehendaki Tuhan untuk hengkang dari setiap divine connection-nya, apapun alasannya. Dan ini baru saya sadari semalam ketika saya teringat sebuah fenomena yang diceritakan oleh salah seorang mantan divine connection saya. 
Sebagian fenomena tersebut adalah melintasnya 4 - 5 pesawat terbang bertubi-tubi dalam waktu yang singkat di depan sebuah bintang yang terang di suatu petang di Jakarta. Awalnya kami menyimpulkan pesawat terbang itu sebagai suatu perkara yang lain. Namun ketika semalam Roh Kudus mengingatkan sebuah nama, yakni Hagar, maka saya mengerti apa arti pesawat-pesawat tersebut.
Nama Hagar dalam bahasa Inggris artinya flight atau penerbangan, namun itu juga berarti kabur atau melarikan diri atau hengkang. Kemudian Roh Kudus berkata, "Coba perhatikan Lot, Hagar, Orpah, Yonatan dan Yunus, jadi apa mereka akhirnya? Apakah mereka menjadi besar? Bandingkan dengan RUTH yang awalnya bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa."
Lot merasa sudah kaya dan merasa sudah besar bahkan menganggap setara dengan pamannya, padahal ia hanya melihat dari satu aspek saja, yakni jumlah kekayaan. Karena perasaan dan kebenaran dirinya sendiri, dengan sombong ia memilih daerah yang terbaik sejauh mata memandang dan di titik itulah ia meninggalkan tudungnya dan mulai mengalami keadaan yang terus merosot. Tertawannya Lot sesungguhnya adalah peringatan Tuhan untuk ia kembali kepada Abraham, namun ia tetap memutuskan untuk berpisah. Dan akhir kisah Lot begitu tragis.
Hagar pun sempat meninggalkan nyonyanya, yakni Sarah. Namun ia masih mau menuruti perintah Tuhan untuk kembali kepada nyonyanya walau harus ditindas, sebagai harga yang harus dibayar karena sikapnya yang salah sebelumnya karena menghina nyonyanya itu. 
Orpah hanya basa basi di hadapan Naomi, hatinya tidak sungguh setia karena berbeda dengan perkataannya. Orpah akhirnya pergi meninggalkan Naomi. Bahkan di dalam Kitab Talmud, sejarah mencatat bahwa Goliath lahir dari garis Orpah. Bandingkan dengan Ruth yang akhirnya melahirkan Daud dan raja-raja Yehuda bahkan Yesus Kristus. Kepergian Orpah memang kelihatannya seperti suatu hal yang wajar apalagi Naomi mendorongnya, namun di hadapan Tuhan perkara ini tidak sewajar dan sesederhana itu. Di hadapan Tuhan, Orpah ternyata dianggap berkhianat.
Yonatan mengingkari destiny-nya, ia mengabaikan tugas dan takdirnya. Sebab ia tahu benar bahwa ia harus beserta Daud ke manapun Daud berada. Namun ia membiarkan Daud menghadapi sendirian dan ia mencoba membantu Daud dengan caranya sendiri. Yonatan tidak mau keluar dari zona nyamannya, ia memilih tidak di istana daripada di "padang gurun" mendukung Daud. 
Yunus menyakitkan hati Tuhan dengan kebenaran dirinya sendiri, ia menganggap penilaiannya akan Niniwe lebih benar daripada penilaian Tuhan. Sepanjang pelayanan Tuhan Yesus di bumi, dari sekian banyak nabi dan hamba Tuhan, Tuhan hanya menyebut satu nama nabi sebagai tanda, yakni Tanda Yunus. Betapa besar destiny nabi Yunus ini. Namun pada akhirnya ia cuma menuliskan tiga pasal saja.
Pada akhirnya saya mengerti bahwa kepergian beberapa divine connection yang ada dari hidup saya tidak pernah dikehendaki Tuhan, bahkan tidak pernah Beliau endorse untuk perpisahan tersebut. Sekalipun mereka semua mengaku bahwa Tuhanlah yang menyuruh mereka berpisah, namun kenyataannya tidak demikian. Semua itu adalah pilihan, dan mereka memilih sendiri kehendak mereka di atas kehendak-Nya.
Tuhan sempat menegaskan, "Adapun orang yang Aku suruh pergi dari rumahnya, yakni hanya Abraham, karena destiny-nya yang khusus dan begitu besar, sebab Aku hendak menjadikannya bapak banyak bangsa, menjadi tudung yang begitu besar, tudung utama sepanjang sejarah. Itupun ia tidak tepati untuk pergi dari ayahnya, kecuali pada saat ayahnya wafat."
Tulisan ini dimuat sebagai lanjutan artikel sebelumnya, Peringatan Tuhan Menjelang Peperangan Nisan 5775, namun sayapun bertanya-tanya akan apa yang akan terjadi pada pasukan Tuhan di hari-hari ke depan nanti. Yang bisa saya sarankan adalah miliki kesetiaan seperti Ruth berapapun harga yang harus kita bayar.
Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, akupun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apapun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!

Senin, 09 Februari 2015

Pesan Tuhan 2015

Persiapan Memasuki Yobel Besar 5776

Oleh Ev. Nany Susanty
Sabtu, 7 Februari 2015
Jogjakarta
Semua yg hadir adalah pelayan dalam segala bidang. Sebenarnya apa yang TUHAN inginkan di tahun 2015? Kita akan bersama-sama masuk gerbang YOBEL BESAR
Penglihatan:
Beberapa waktu yang lalu, saat kami berdoa di Sion (d/h Cirebon), ada penglihatan pintu gerbang yang sangat besar dan sangat bagus. Orang-orang antri ingin masuk, tetapi ada yang cuma nonton, ada yang ingin lihat dulu situasinya. Takut, karena ada dua penjaganya. Pintunya tertutup. Ada beberapa punya kerinduan, datang, diwawancara dulu oleh penjaga-penjaga tersebut dan mendapatkan jubah. Setelah itu matanya terbuka dan melihat pintu sudah terbuka. Yang masuk banyak, yang hanya lihat-lihat juga banyak.
Di sini kita tahu bahwa ada beberapa hal yang harus dilakukan:
1. Harus kerja keras! Kenapa? Karena waktunya kurang dari 3 menit, seperti yang dinyatakan oleh para ilmuwan juga. Sudah tidak bisa main-main lagi. Kerja keras seperti apa? Contoh di Alkitab adalah rasul Paulus. Dia bilang bahwa dia terlambat dibanding rasul-rasul yang lain. Namun dia kerja keras hingga double portions dalam pelayanannya.
"Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah. Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku." - 1 Korintus 15:8-10
2. Harus ada persiapan, siap untuk ikut Tuhan. Siap untuk menerima tugas apapun yang Tuhan perintahkan untuk mencapai destiny kita.
3. Harus melakukan dalam Kepatan. Tepat berbicara, tepat mengambil keputusan, tepat dalam segala sesuatu. Ada yang konseling tanya saya, ia mau beli sesuatu yang sangat mahal tapi takut karena tidak bilang Mamanya. Apa yang harus diperbuat? 
Saya bilang, "Kamu tahu gak kalau salah? Harus bicara kepada Mama kamu, cari waktu yang tepat. Berdoa dan bereskan serta tanya Tuhan."
Jadi apapun yang kita lakukan harus ada dalam ketepatan.
4. Harus next level atau peningkatan dalam keahlian (skill). Keahlian harus ditambah.
5. Harus punya management yang benar. Semua harus diatur. Bangun pagi, baca Firman, doa, kerja, berkeluarga, dan sebagainya, semua harus diatur lebih baik lagi setiap hari. BUKAN fokus mengerjakan yang satu namun mengabaikan yang lain, semua harus seimbang dengan management yang lebih baik. Jadwal harus diatur. Kalau tahun ini kita bisa melakukan dengan management yang benar dan baik, kita akan masuk Yobel Besar.
6. Harus punya target market yang lebih besar dalam usaha, dalam pelayanan, lawatan Tuhan hari-hari ini seperti apa? Lihat apa yang Tuhan inginkan saat ini? Segera cepat lakukan, jangan ketinggalan.
7. Unity / kesatuan hati sangat penting untuk masuk Yobel Besar. Dengan keluarga, dengan pemimpin, dengan berbagai divine connection yang sudah Tuhan tetapkan dan lain-lain.
8. Belajar cepat bertobat kalau ditegur. Bu Nany tanya Tuhan, "Belajar dari siapa?" Dan Tuhan beri 3 tokoh: Petrus, Paulus & Yohanes
Delapan syarat di atas akan dapat dijalani untuk masuk Yobel Besar dengan mempelajari 3 tokoh berikut ini:
(a). PETRUS - Matius 16:13-16
"Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: 'Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?' Jawab mereka: 'Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.' Lalu Yesus bertanya kepada mereka: 'Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?' Maka jawab Simon Petrus: 'Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!'"
Karena Petrus mengenal Tuhan dengan sungguh, maka ia punya pengenalan akan Tuhan. Kita harus mengenal Pribadi Yesus dengan sungguh-sungguh. Banyak orang bilang gereja baik. Berbuat baik, harus bertobat, sampai batas itu saja. Tidak salah, tetapi tidak tepat. Kalau pengetahuan cuma sampai disitu, kita tidak bisa alami Yobel Besar. Kenalnya Yesus kalau lagi susah, sebab butuh mujizat. Kalau pengenalan kita cuma Yesus sebagai pembuat mujizat, kita tidak bisa alami Yobel Besar. Kalau kita tahu bahwa Yesus adalah utusan Allah. Itu salah ngak? Tidak, tetapi terlalu dangkal. Sampai kita semua tahu bahwa Yesus adalah Mesias, ANAK ALLAH YANG HIDUP, sampai kita berkata, "Satu hal yang ku rindukan yaitu selalu berada di dekat-Nya." 
Petrus bisa berkata seperti itu karena bantuan Roh Kudus. Dengan bantuan Roh Kudus, kita semua bisa berkata, "Aku tidak akan menukarkan Mesiasku dengan apapun."
Kita akan memperoleh otoritas yang besar seperti yang diberikan pada Petrus - "Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga." - Matius 16:19, artinya dipercayakan hal-hal yang besar, terobosan besar. Namun kalau masih punya kepahitan, tidak akan menikmati Yobel Besar, cepat bertobat dan jangan sakit hati kalau ditegur. 
Matius 16:21, bandingkan Petrus dan Yudas :
Kalau Petrus ditegur dengan sangat keras. Belajar punya sifat seperti Petrus, walaupun di"maki" dengan perkataan "enyahlah Iblis", namun dia tidak sakit hati dan tetap ikut Tuhan. Berbeda dengan Yudas, Yudas ditegur tidak sekeras Petrus, tapi dia sakit hati dan dia dirasuk Iblis. Karena kepahitan itu adalah pijakan Iblis. Tuhan mau kita tidak gampang tersinggung, tidak gampang sakit hati. Galatia 2:11-14, bahkan ketika ditegur Paulus di depan orang banyak, Petrus tidak sakit hati.
(b). PAULUS :
Orang yang militan. Berani bayar harga, bahkan nyawanya sekalipun. Apapun yang diperintahkan Tuhan, dilakukan dengan setia. Tidak tawar menawar. Paulus melakukan jauh lebih banyak daripada rasul-rasul yang lain, bahkan lebih banyak daripada waktu pelayanan Tuhan Yesus. Paulus memberi dan mengerjakan lebih daripada yang diminta.
(c). YOHANES:
Belajar tentang keintiman dengan Tuhan. Tahun ini kita harus punya keintiman dengan Tuhan. Matius 4:21 - Pekerjaan Yohanes adalah membereskan jala yang sobek. Yohanes dipanggil untuk membereskan hati yang luka. Tahun ini TUHAN sangat rindu kita belajar mengerti orang lan, seperti Yohanes, bukan menuntut dari orang lain untuk mengerti kita.
Yohanes 13:23-25 - "Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya. Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata: 'Tanyalah siapa yang dimaksudkan-Nya!' Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada-Nya: 'Tuhan, siapakah itu?'" ...  Inilah yang disebut keintiman. 
Tidak ada yang berani melakukan hal itu, yaitu bersandar seperti yang Yohanes lakukan pada Yesus. Kalau tidak ada keintiman, seperti Petrus yang juga duduk dekat Tuhan, tetapi Petrus tidak berani tanya, ia bertanya menyuruh Yohanes. Kenapa? Karena Yohanes beda. Yohanes punya kedekatan dengan Tuhan. Orang yang punya kedekatan akan diberi pewahyuan yang lebih, seperti yang Tuhan nyatakan pada Yohanes. 
Kalau saudara baca Injil Yohanes, banyak hal yang berbeda, banyak rahasia yang tidak dibukakan di Injil lain. Yohanes juga tetap bersahabat dengan Petrus walaupun dia ditegur Tuhan. Tahun ini kita harus bawa saudara kita yang jatuh, supaya dibangkitkan, bukannya ditinggalkan. Petrus berkali-kali lakukan kesalahan, tetapi Yohanes tidak menjauhinya.

Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amen. Dalam kasih dan anugerah-Nya.

Pesan Tuhan 2015

Tawar Hati

Oleh Ev. Nany Susanty
Minggu, 8 Februari 2015
Jogjakarta
Penglihatan:
Melihat ada hati merah dan banyak burung kecil, ada dua jenis. Yang satu biasa seperti burung gereja dan yang satunya lagi sayapnya seperti kelelawar. Dan saya bertanya pada Tuhan, "Ada apa ya, Tuhan?" Ternyata itu adalah roh tawar hati.
Pak Yus mendapatkan Tuhan berkata: "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu."
Semalam saya mendapatkan dari Tuhan tentang: TAWAR HATI. Rasanya seperti beda sekali dengan kotbah yang disampaikan semalam yang mengajak kita untuk semangat. Dan di saat penari mengibarkan panji-panji (banner) dan burung-burung tersebut dikebas-kebaskan dan diusir, mereka pergi lenyap. Secara roh, mengibarkan banner merupakan tindakan profetik dan terjadi dalam roh. Terutama saat banner PELANGI dikibarkan. Banner pelangi biasanya dikibarkan lebih tinggi karena melambangkan perlindungan dan janji Tuhan. Jadi kita harus hidup di dalam ketepatan.
"Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu." - Amsal 24:10
Tawar hati menjadikan kelemahan dan menghalangi kita dari hal-hal yang baik. Tawar hati disebabkan karena kesesakan dan membekukan hati.
Kadang kesesakan itu Tuhan izinkan untuk membuat kita jadi kuat. Kita mengucap syukur dan naik ke next level. Oleh sebab itu di saat kesesakan datang, bangkit dan lihatlah bahwa setiap masalah dapat menjadi pijakan untuk kita makin naik.
Perhatikan ilustrasi berikut ini:
Ada seekor keledai yg sangat disayang oleh pemiliknya, bahkan tinggal bersama pemiliknya. Suatu hari keledai tersebut jatuh kε dalam sumur, tapi pemilik tersebut tidak dapat membantu menaikkannya, sehingga pemilik tersebut membiarkannya karena tidak bisa berbuat apa. Akhirnya, sumur tersebut ditimbun tanah sekarung demi sekarung, tapi ternyata tanah itu walaupun mengotori dan menimpa kepala dan tubuhnya, tapi justru dia bersyukur karena makin banyak tanah masuk, makin dia bisa melompat menaiki timbunan tanah tersebut dan akhirnya bisa keluar dari sumur tersebut.
Apa yang bisa mengakibatkan jadi tawar hati?
Contoh dalam Alkitab :
MUSA
"Ia menoleh ke sana sini dan ketika dilihatnya tidak ada orang, dibunuhnya orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir." - Keluaran 2:12
Musa mulai tawar pada saat dia melakukan sesuatu (membunuh orang mesir) dan ketahuan. Kalau Musa hidup saat itu, dan ia hidup dalam ketepatan pasti kejadiannya berbeda. Pasti dia tidak mengalami pendidikan selama 40 tahun. Coba seandainya saat dalam kesesakan Musa memiliki hati yang benardan tidak tawar hati, maka kejadiannya bisa jadi Musa akan diangkat jadi Firaun dan dengan mudah menguasai Mesir dan membuat orang Israel meninggalkan tanah Mesir kembali kε Tanah Perjanjian.
"Tetapi firman TUHAN kepada Musa: 'Ulurkanlah tanganmu dan peganglah ekornya' --Musa mengulurkan tangannya, ditangkapnya ular itu, lalu menjadi tongkat di tangannya --'supaya mereka percaya, bahwa TUHAN, Allah nenek moyang mereka, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub telah menampakkan diri kepadamu.'" - Keluaran 4:4-5
Di saat kita ada salah, cepat bertobat. Miliki posisi hati yang benar tanggung jawab, pasti Tuhan adakan pembalikan keadaan. Orang yang tawar hati karena beberapa hal gagal melakukan segala sesuatu.
Perhatikan kejadian berikut ini:
Awalnya Musa dengan ditemani Harun dengan mantap menghadap kepada Firaun untuk menyampaikan pesan Tuhan untuk membebaskan bangsa Israel.
"Kemudian Musa dan Harun pergi menghadap Firaun, lalu berkata kepadanya: 'Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Biarkanlah umat-Ku pergi untuk mengadakan perayaan bagi-Ku di padang gurun.'" - Keluaran 5:1
Namun fakta yang didapati Musa dari tanggapan Firaun bertolak belakang dengan apa yang dia pikir dan dia harapkan sebelumnya. Firaun malah makin memperberat perbudakan terhadap Israel.
"Maka para pengerah bangsa itu dan para mandurnya pergi dan berkata kepada mereka: 'Beginilah kata Firaun: Aku tidak memberi jerami lagi kepadamu. Pergilah kamu sendiri mengambil jerami, di mana saja kamu mendapatnya, tetapi pekerjaanmu sedikitpun tidak boleh kurang.'" - Keluaran 5:10-11
Tidak hanya sampai di situ, seluruh bangsanya, Israel, malah menuduhkan hal yang tidak baik dan keliru terhadap Musa. Bahkan Musa disumpahi untuk dihukum Tuhan atas perbuatannya yang memang sudah diatur Tuhan sejak awal.
"Waktu mereka meninggalkan Firaun berjumpalah mereka dengan Musa dan Harun, yang sedang menantikan mereka, lalu mereka berkata kepada keduanya: 'Kiranya TUHAN memperhatikan perbuatanmu dan menghukumkan kamu, karena kamu telah membusukkan nama kami kepada Firaun dan hamba-hambanya dan dengan demikian kamu telah memberikan pisau kepada mereka untuk membunuh kami.' Lalu Musa kembali menghadap TUHAN, katanya: 'Tuhan, mengapakah Kauperlakukan umat ini begitu bengis? Mengapa pula aku yang Kauutus? Sebab sejak aku pergi menghadap Firaun untuk berbicara atas nama-Mu, dengan jahat diperlakukannya umat ini, dan Engkau tidak melepaskan umat-Mu sama sekali.'" - Keluaran 5:20-23
Selanjutnya, dalam keterbatasan dan ketidakmengertiannya, Musa malah mempertanyakan semua maksud Tuhan karena ia menjadi tawar hati. Trauma Musa masih belum sembuh, namun sudah kena tegoran lagi. Hati Musa belum pulih 100% . Masih ada tawar hati, itu membuat trauma.
Berdoalah dan minta kepada Tuhan untuk pulihkan hati kita, minta Tuhan mencabut trauma dan memampukan kita agar kembali bangkit. Tuhan sebut Musa sebagai orang yang lembut hatinya, karena sekalipun sedang dalam kesesakan, ia gagal berkali-kali membawa keluar bangsa Israel dari Mesir. Tapi di saat disuruh Tuhan lagi, dia tetap pergi untuk melakukan kehendak Tuhan dengan menghadap Firaun.
Jangan trauma dengan kegagalan ... Jangan tawar hati. Amin.

Jumat, 06 Februari 2015

kenali karakter Pasangan

4 Tipe Kekasih, Anda Mungkin Salah Satunya

 Wed February 4th, 2015
 414

Manusia dapat dibedakan menjadi empat tipe, petualang, pembangun, pengarah, dan perunding. Kepribadian inilah yang dapat membantu kita menemukan cinta sejati. Hal ini diungkapkan oleh Helen Fisher penulis “Why Him? Why Her?: How to Find and Keep Lasting Love”. Menurutnya, setiap orang dengan tipe kekasih tertentu memiliki caranya sendiri untuk menjalin hubungan, berkencan, dan berjodoh.

Dengan memahami kepribadian diri sendiri, kita akan semakin mengerti bagaimana membawa diri dengan benar dan bukan tidak mungkin juga semakin dekat dengan teman hidup kita kelak.

Tipe Petualang
Ciri-cirinya antara lain, selalu ingin tahu, spontan, fleksibel, dan karismatik. Bila anda termasuk tipe petualang, maka anda selalu berkeinginan untuk menyenangkan hati orang lain dan menghiburnya.

Orang dengan tipe ini tidak disarankan untuk terburu-buru dalam menunjukkan ketertarikannya pada seseorang. Akan lebih baik bila orang dengan tipe ini mencari tahu lebih dalam tentang Si dia dan memberi dia kesempatan untuk mengenal diri anda lebih dalam. Biasanya orang dengan tipe petualang sangat mudah berubah pikiran.

Tipe Pembangun
Ciri-cirinya antara lain, selalu berhati-hati tapi bukan penakut, mudah bergaul, dan mampu mengatur orang lain dengan mudah. Tipe pembangun ini besar kemungkinannya untuk jatuh cinta dengan orang yang memiliki minat dan hobi yang sama.

Namun tipe ini biasanya gampang terpengaruh pendapat atau opini orang lain. Selain itu, orang-orang pembangun lebih suka memilih tempat kencan yang tidak terlalu ramai. Mereka lebih suka suasana yang lebih intim sehingga dapat mengenal lebih dalam lagi pasangannya. Walau buka tipe romantis, namun mereka sangat setia dan cenderung memiliki pernikahan yang bahagia.

Tipe Pengarah
Ciri-cirinya antara lain, analitis, logis, kompetitif, tidak suka basa-basi, dan memiliki kemampuan fokus yang tinggi. Tipe pengarah termasuk dalam kelompok orang yang tidak sabaran. Untuk itu pasangan yang ideal dengan mereka berasal dari tipe perunding. Selain itu, tipe ini juga cenderung mengingini pasangan yang cerdas, intelek, penuh kasih sayang, dan memiliki kemampuan bersosialisasi yang mumpuni.

Tipe Perunding

Ciri-cirinya antara lain, memiliki kemampuan verbal yang baik, penuh kasih, bisa menjernihkan masalah yang tidak jelas, pintar membaca bahasa tubuh, dan bisa memahami nada atau tekanan suara dengan baik. Akan tetapi, tipe orang ini cenderung overthinking dan bisa sangat teoritis.

Hal inilah yang membuat seorang perunding klop dengan seseorang dengan tipe pengarah karena mereka merasa terbantu untuk mencapai sebuah keputusan dengan cepat. Di samping itu, seorang perunding juga memiliki daya pikat yang kuat. Karena kemampuannya dalam melihat sebuah hal dari berbagai sudut pandang.
Sumber : Vemale/Jawaban.com by tk

Selasa, 03 Februari 2015

6 HAL MERESPONI DESTINY

Selain 5 Hal Penting Untuk Memperoleh Kanaan Kita, melalui hamba-Nya, Tuhan sekali lagi memperjelas dan memperdalam maksud-Nya dengan menjabarkan langkah demi langkah supaya apa yang sudah ditakdirkan-Nya bagi kita tergenapi dengan sempurna:
1. Mengenali dengan seutuhnya destiny kita masing-masing. Siapa kita, termasuk impian kita di hadapan-Nya, untuk apa kita ada di dunia ini, apa kehendak-Nya dalam hidup kita dan bagaimana menggenapi kehendak-Nya tersebut hingga Garis Akhir merupakan hal-hal yang sama sekali tidak bisa ditawar supaya kita didapati berkenan hingga pada akhirnya. Dibutuhkan proses yang panjang, dan dalam untuk akhirnya kita yakin bahwa itulah keinginan-Nya juga. 
Banyak orang percaya yang ragu bahkan takut dengan keinginannya sendiri karena takut terjebak dengan perkara kedagingan sehingga akhirnya tidak bisa total dalam memperjuangkan destiny-nya tersebut. Padahal Yakub dengan segala kelicikannya tetap dihargai bahkan dikasihi Tuhan, karena Yakub begitu menghargai sebuah hak kesulungan sebagai milik pusakanya yang dari Tuhan. Ambisi Yakub itu ambisi kudus sekalipun cara-caranya begitu mengerikan dan bukan berarti Tuhan menghalalkan kelicikannya.
Jika itu tidak cukup, maka ketahuilah bahwa Tuhan sering kali menyamarkan keinginan-Nya "atas nama" keinginan kita. Timbulnya keinginan di hati Musa untuk mengunjungi saudara-saudaranya (Kisah Para Rasul 7:23) BUKAN timbul dari dalam hatinya sendiri, keinginan itu justru datang dari luar hatinya, yakni dari Roh-Nya yang kudus.
"Now when he (Moses) was forty years old, it came into his heart to visit his brethren, the children of Israel." - Act 7:23
2. Tentukan dengan siapa kita mau belajar. Setelah kita meyakini panggilan dan destiny kita, carilah dengan tuntunan Roh Kudus-Nya, orang-orang yang kita yakini dapat menolong dan mendukung kita untuk mencapai puncak destiny kita. Jika kita yakin destiny kita sebagai nabi-Nya, cari, doakan, hadapkan serta pelajari nabi-nabi-Nya yang telah sukses. Begitu juga sebagai pengusaha, penginjil, gembala, seniman, guru atau bahkan sebagai rasul-Nya sekalipun. Mintalah divine connection dan hikmat-Nya untuk kita bisa menikmati semua prosesnya itu.
Dan ketika kita telah menemukan para senior yang tepat untuk kita belajar, perlakukan mereka dengan benar. Dibutuhkan hikmat dan karunia khusus untuk bisa membaca dan memperoleh perkenanan para senior kita supaya mereka dapat menjadi saluran berkat seperti yang kita harapkan. Perhatikan cara Yakub memperlakukan Ishak, Yakub memahami kesukaan ayahnya, dan bersama Ribka, ia menyajikan masakan daging yang paling enak bagi Ishak. Begitu juga perempuan Sunem memperlakukan Elisa sebagai abdi Elohim. Dan karena pelayanannya yang begitu excellent, maka Elisa berkenan memberkati perempuan Sunem tersebut hingga akhirnya memiliki seorang putera.
3. Miliki kuasa untuk memotret dengan kuat akan masa depan kita. Jika kita yakin bahwa panggilan dan destiny kita sebagai seorang pengusaha, maka kita harus mampu memproyeksikan diri kita sebagai seorang pengusaha sukses. Dan seberapa tinggi kesuksesan yang hendak dicapai, itu tergantung cara kita memproyeksikan hal itu dalam batin kita. Minta Roh-Nya untuk bicara ke batin kita dan ajaklah jiwa kita bicara dari waktu ke waktu sehingga ada cetakan yang begitu kuat akan sebuah potret kesuksesan yang besar di dalam batin kita. 
4. Kemampuan untuk berjalan selangkah demi selangkah dengan Tuhan. Biar bagaimanapun, perjalanan mencapai puncak destiny merupakan perjalanan dua insan, yakni Tuhan dan diri kita masing-masing. Maka sudah barang tentu kita wajib berjalan seirama dengan setiap langkah-Nya. Yang paling tidak boleh dilakukan adalah menyerahkan semua hal kepada-Nya sementara kita tidak melakukan apa-apa. Ada bagian yang harus Ia lakukan dan selalu ada bagian yang harus kita tuntaskan. Apa yang harus kita lakukan itu haruslah sesuai dengan kehendak-Nya, BUKAN sesuai dengan kehendak kita.
Dengan keselarasan yang indah bersama dengan Tuhan, maka semua yang rohani yang dari pada-Nya akan match (cocok) dengan semua yang jasmani yang kita butuhkan untuk mencapai puncak destiny kita. Dan percayalah bahwa pengutusan-Nya terhadap diri kita itu telah melalui berbagai pertimbangan-Nya yang sempurna, jadi yakinlah bahwa kita pasti sanggup menyelesaikannya sampai tuntas. Tuhan tidak mungkin mengutus seseorang, jika Ia tidak yakin bahwa orang tersebut mampu menyelesaikannya.
5. Semua yang Tuhan berikan adalah benih. Dan dalam anugerah-Nya, kita memiliki kesempatan untuk menumbuhkan, membesarkan serta melipatgandakan benih tersebut hingga maksimal dengan tindakan-tindak yang benar dan pembayaran harga yang tepat. Selama kita setia terhadap semua prosesnya, maka hasil pasti akan dianugerahkan-Nya kepada kita.
6. Jagalah sikap hati kita senantiasa. Sebab setiap momen, setiap hari, setiap waktu, setiap keputusan bahkan setiap kedipan mata bisa menjadi sebuah penentuan atas destiny kita hingga pada kekekalan.

Menolak Menjadi Pahit

"Mereka menggusarkan Dia dekat air Meriba, sehingga Musa kena celaka karena mereka; sebab mereka memahitkan hatinya, sehingga ia teledor dengan kata-katanya." - Mazmur 106:32-33

"Ketika Musa dan Harun telah mengumpulkan jemaah itu di depan bukit batu itu, berkatalah ia kepada mereka: 'Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?' Sesudah itu Musa mengangkat tangannya, lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka keluarlah banyak air, sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum. Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: 'Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka.' Itulah mata air Meriba, tempat orang Israel bertengkar dengan TUHAN dan Ia menunjukkan kekudusan-Nya di antara mereka." - Bilangan 20:10-13
Di Meriba, Musa harus menelan pil pahit akibat kepahitan hatinya yang terpancar dari ucapannya di hadapan hadirat Tuhan. Jerih payah usahanya memimpin bangsa yang tegar tengkuk tidak bisa membatalkan keputusan Tuhan yang melarangnya masuk Tanah Perjanjian, sungguh tragis! Memang Musa memperoleh keistimewaan dalam hubungannya dengan Tuhan, sebab ia berbicara dengan Tuhan dengan cara muka berhadapan dengan muka. Dan itulah sebabnya Tuhan memberikan tuntutan yang amat berat ketika sebuah keteledoran terjadi karena ucapannya. Beruntunglah Musa, karena kedigdayaan rohaninya, ia bertobat dan tetap melaksanakan tugas hingga bagian terakhirnya, yakni di tepi batas Tanah Perjanjian, karena perjalanan masuk Tanah Perjanjian sudah diserahkan kepada Yosua.
Namun apa yang dialami Musa dalam perkara tersebut memberikan pesan pelajaran yang amat penting bagi kita semua, Gereja dan Pasukan-Nya di Akhir Zaman. Bahwa menjadi pahit merupakan pilihan yang amat fatal karena akibatnya adalah tidak bisa masuk Kerajaan Sorga. Menjadi pahit lebih buruk daripada menjadi beku dan menjadi letih. Akibat dari kepahitan adalah mendendam dan tidak bisa mengampuni. Dan tidak mengampuni merupakan dosa terberat kedua setelah dosa menghujat Roh Tuhan. Orang yang menjadi pahit akan membela egonya lebih buruk daripada orang yang beku dan letih. Ia juga akan mengasihani dirinya jauh lebih kuat daripada orang yang beku dan yang letih. 
Kepahitan bukan sekedar menghentikan langkah kita untuk terus berjalan dalam rencana dan kehendak Tuhan, melainkan juga menghentikan anugerah dan kasih karunia Tuhan untuk masuk ke dalam hidup kita. Sedangkan tidak mau mengampuni merupakan bentuk pelanggaran yang amat berat karena mengingkari kemampuan anugerah Tuhan menanggulangi beban hati kita. Dan satu-satunya jalan untuk lepas dari kepahitan adalah dengan membuka diri terhadap kesembuhan yang dari Tuhan.
Di Akhir Zaman ini, nasib bangsa Indonesia dan bangsa-bangsa di dunia makin menjadi perebutan antara Kerajaan Tuhan melalui Gereja-Nya dengan kerajaan Iblis dan Antikristusnya. Kita yang bertugas di garis terdepan menahan semaksimal mungkin kuasa Antikristus, hendaknya memperhatikan serta mengawasi hati dan pikiran kita sendiri dengan tuntunan Roh Kudus-Nya.
Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
sumber:windunatha.blogspot.com

Inspirasi Iman

5 Hal Penting Untuk Memperoleh Kanaanmu - Vol. 2

Tuhan memperlihatkan sebuah bahtera yang sedemikian besar dan Tuhan berteriak memanggil-manggil semua anak-anak-Nya. Karena panggilan itu, ada yang meresponi dengan ikut masuk ke dalam bahtera tersebut. Namun ada yang tidak mau masuk. Yang tidak mau masuk adalah mereka yang sudah nyaman dengan kendaraan mereka masing-masing, yakni sekoci-sekoci, sampan-sampan dan kapal-kapal kecil mereka. 
Mereka yang mau masuk ke dalam bahtera-Nya adalah mereka yang paham bahwa fokus hidupnya adalah Tuhan dan hanya Tuhan. Sedangkan mereka yang enggan dan menolak untuk masuk ke dalam bahtera-Nya adalah mereka yang masih terikat dengan kepentingannya sendiri sebab memang fokusnya adalah dirinya sendiri daripada Tuhan. Sekoci-sekoci, sampan-sampan dan kapal-kapal kecil mereka adalah kerajaan-kerajaan mereka, sehingga ketika air bah datang nanti, semua kerajaan mereka akan habis binasa tanpa ada kesempatan lagi untuk mendapatkan keselamatan masuk ke dalam bahtera-Nya.
4. Memahami momen & menjaga sikap hati. Setiap hari, setiap saat, dan setiap waktu adalah penentuan. Ada satu hari, satu waktu, satu keputusan maupun satu sikap yang mungkin tidak kita sadari ternyata hal itu bisa menentukan destiny kita bahkan hingga kepada kekekalan. Sebagai contoh, perhatikan beberapa kisah pelajaran berikut ini:
a. Belajar dari Hagar: "Dan Abraham berkata kepada Allah: 'Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!' Tetapi Allah berfirman: 'Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya. Tentang Ismael, Aku telah mendengarkan permintaanmu; ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu dan sangat banyak; ia akan memperanakkan dua belas raja, dan Aku akan membuatnya menjadi bangsa yang besar. Tetapi perjanjian-Ku akan Kuadakan dengan Ishak, yang akan dilahirkan Sara bagimu tahun yang akan datang pada waktu seperti ini juga.'" - Kejadian 17:18-21
Jika kita mau lebih jeli memahami situasinya, sesungguhnya sebelum Esau memandang rendah dan menganggap remeh hak kesulungannya, Sarah sudah lebih dulu memiliki sikap yang serupa dengan menyodorkan Hagar kepada Abraham. Sebab dasar dari sikap mereka berdua adalah tidak percaya. Sebagaimana Esau menyerahkan hak kesulungannya kepada Yakub, demikian Sarah menyerahkan warisannya kepada Hagar. Maka Hagar pada hari dirinya diserahkan untuk menjadi gundik bagi Abraham, adalah hari dimana ia mendapatkan durian runtuh. Karena pada hari itu, Hagar memiliki kesempatan, bahkan lebih dulu daripada Tamar, Rahab, Rut, dan Batsyeba untuk namanya dapat tercatat dalam Silsilah Kristus.
Namun karena sikap Hagar yang mudah sombong dan begitu menghina nyonya Abraham, maka kesempatan yang begitu mulia itu hilang dan tak pernah terulang kembali. Itulah sebabnya ketika Abraham menyodorkan Ismael untuk menjadi anak perjanjian, Tuhan langsung dengan tegas menolaknya. 
Walau Sarah sempat ceroboh dalam perkara Hagar, namun sesungguhnya Sarah telah teruji dalam berbagai perkara lainnya. Sarah setia menemani Abraham walaupun saat itu mereka berdua tidak pernah tahu ke mana mereka harus melangkah. Bahkan ketika Abraham meminta Sarah berdusta atas status mereka di hadapan Firaun maupun Abimelekh, Sarah pun menuruti Abraham tanpa ada keluhan sama sekali.
Sedangkan Hagar, baru hamil satu kali saja ia telah begitu ceroboh bersikap dengan begitu menghina Sarah. Jatah yang begitu besar dan mulia akhirnya harus kembali kepada empunya yang semula. Seandainya hari itu Hagar tetap bersikap setia dan menghormati Sarah, seperti Daud menghormati Saul, maka tidak tertutup kemungkinan bahwa Hagar akan melahirkan adik-adik Ismael dan Tuhan langsung menjadikan mereka sebagai bapak-bapak bangsa seperti keduabelas anak Yakub. Pertanyaannya, jika hari ini apa yang dialami Hagar sungguh terjadi dalam hidup kita, akankah kita tetap mau ceroboh dengan sikap hati kita?
b. Belajar dari Yehuda dan keluarganya: "Anak-anak Yehuda ialah Er, Onan, Syela, Peres dan Zerah; tetapi Er dan Onan mati di tanah Kanaan; dan anak-anak Peres ialah Hezron dan Hamul." - Kejadian 46:12. "Yehuda, engkau akan dipuji oleh saudara-saudaramu, tanganmu akan menekan tengkuk musuhmu, kepadamu akan sujud anak-anak ayahmu. ... ia akan mencuci pakaiannya dengan anggur dan bajunya dengan darah buah anggur. Matanya akan merah karena anggur dan giginya akan putih karena susu." - Kejadian 49:8-12.
Yehuda adalah manusia biasa yang memiliki segala kelemahan dan kecenderungan. Namun padanya ada perjanjian Tuhan yang sedemikian rupa sehingga raja-raja bahkan Kristus lahir dari garis keturunannya. Namun kedua anaknya, yakni Er & Onan tidak mampu mewarisi perjanjian tersebut, bahkan mereka berbuat jahat di hadapan Tuhan sehingga Tuhan membunuh mereka. Namun dalam kehendak-Nya yang ajaib, Tuhan mampu menghadirkan penerus yang luar biasa dan "melunasi" nyawa kedua anaknya yang dibunuh Tuhan, yakni melalui Peres & Zerah.
Perhatikan! Bahwa perjanjian Tuhan kepada Yehuda tetap adanya, Tuhan tidak mencari pengganti Yehuda. Dalam kerjasama-Nya dengan Tamar, perjanjian itu tetap bisa diwariskan. Apa yang istimewa dari Yehuda, sehingga Tuhan tetap setia kepadanya? Yehuda bersama Ruben ikut menyelamatkan nyawa Yusuf (Kejadian 37:26-27). Pada saat Yehuda memiliki kesempatan untuk membungkam menantunya, Tamar, ia tidak melakukan hal itu, melainkan dengan sikap yang demikian mulia mengakui kesalahannya (Kejadian 38:26). Bayangkan jika hari itu Yehuda menyangkal dan Tamar dibunuh, maka bukan saja Peres dan Zerah tidak lahir, melainkan juga Tuhan akan menggeser Yehuda dan mencari penggantinya untuk mewarisi perjanjian yang sama.
Yehuda tulus memberikan solusi untuk meyakinkan ayahnya akan keselamatan Benyamin saat mereka hendak ke Mesir untuk kedua kalinya (Kejadian 43:8-16). Yehuda bahkan dengan berani mengajukan permohonan sehingga hati Yusuf tidak dapat lagi tahan (Kejadian 44-45) untuk mengakui identitasnya.
Setelah kelahiran Kristus, maka apa yang telah diwariskan Tuhan kepada Yehuda tidak mampu lagi diwarisi oleh bangsa Israel, sebab dengan ceroboh dan gegabah bangsa Israel menyalibkan Kristus dan harus menanggung secara turun temurun darah Anak Manusia yang tak berdosa. Apa yang harus dinikmati oleh Israel, akhirnya harus digeser Tuhan, salah satunya kepada Inggris Raya (Great Britain / United Kingdom). Itulah sebabnya ada istilah "the sun never sets on British Empire" sebab Inggris dengan semua negara persemakmurannya mewarisi berkat Yehuda, Lewi dan Efraim.
Inggris dan negara-negara persemakmuran (mulai dari ujung paling Timur, New Zealand, Australia, Papua New Guinea, beberapa negara Asia dan belasan negara Afrika) telah menjadi banyak bangsa seperti yang dinubuatkan bagi Efraim, dengan total penduduk sekitar 2,5 trilliun jiwa. Begitu juga negara Amerika Serikat, yang adalah pewaris Yehuda, Lewi dan Manasye, menjadi sebuah bangsa yang begitu berkuasa di dunia. Dari kedua negara ini, dapatkah kita pahami betapa luar biasa kuasa dan dampak dari perjanjian tersebut?
- Belajar dari Yosua & Kaleb: "Pada waktu itu Yosua datang dan melenyapkan orang Enak dari pegunungan, dari Hebron, Debir dan Anab, dari seluruh pegunungan Yehuda dan dari seluruh pegunungan Israel. Mereka dan kota-kota mereka ditumpas oleh Yosua. Tidak ada lagi orang Enak ditinggalkan hidup di negeri orang Israel; hanya di Gaza, di Gat dan di Asdod masih ada yang tertinggal." - Yosua 11:21-22
Jika Anda bertanya alasan Gaza masih membara dan menjadi duri dalam daging bagi Israel saat ini, maka kisah pada zaman Yosua yang menjadi jawabannya. Ada bagian yang tidak dituntaskan. Yang harus kita pahami adalah demikian, jika urusan yang tertunda ribuan tahun saja masih memiliki dampak hingga saat ini, apalagi urusan yang tertunda dalam sehari-hari kehidupan kita. Sikap yang masih suka menunda-nunda dan enggan bertindak cepat serta seirama dengan kehendak Roh-Nya, bisa berakibat fatal.
"Bani Yehuda datang menghadap Yosua di Gilgal. Pada waktu itu berkatalah Kaleb bin Yefune, orang Kenas itu, kepadanya: 'Engkau tahu firman yang diucapkan TUHAN kepada Musa, abdi Allah itu, tentang aku dan tentang engkau di Kadesh-Barnea. ... Oleh sebab itu, berikanlah kepadaku pegunungan, yang dijanjikan TUHAN pada waktu itu, sebab engkau sendiri mendengar pada waktu itu, bahwa di sana ada orang Enak dengan kota-kota yang besar dan berkubu. Mungkin TUHAN menyertai aku, sehingga aku menghalau mereka, seperti yang difirmankan TUHAN.'" - Yosua 14:6-12
Kaleb paham bahwa dirinya bukanlah "pilihan utama" untuk urusan bangsanya. Seperti arti namanya, yakni anjing, ia tetap memiliki sikap tahu diri yang baik. Namun hal itu tidak membuatnya berpangku tangan atau menunggu perintah dari Yosua untuk merebut apa yang menjadi jatah maupun warisannya. Kaleb percaya akan janji Tuhan melalui perkataan Musa, dan berdasarkan perjanjian itu, ia dengan gagah berani meminta dan menggenapi apa yang menjadi bagiannya.
Kita sebagai Gereja-Nya seharusnya juga memiliki sikap yang sama. Kita tidak boleh lagi menjadi pasif maupun manja untuk mengerjakan panggilan dan pelayanan kita bagi Kerajaan-Nya. Apa yang hendak kita lakukan sebagai kontribusi kita kepada Kerajaan-Nya, hal itu tidak perlu menunggu orang lain yang mengajak kita. Dengan meminta penyertaan dan petunjuk Roh Kudus-Nya, lakukanlah segera apa yang sudah seharusnya kita kerjakan. Tidak perlu memusingkan hasilnya, melainkan belajar untuk menikmati prosesnya bersama dengan Tuhan. Selama kita mau mengikuti semua kehendak-Nya, maka hasilnyapun telah dijamin-Nya.
"Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita. Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan. Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung." - 2 Petrus 1:5-10
Ketahuilah bahwa panggilan dan pilihan kita di tahap awal tidaklah teguh dan amat rentan untuk kandas! Proses yang harus kita jalani bersama dengan Roh-Nya akan memperkokoh iman dan panggilan kita melalui persekutuan dengan-Nya dan melahirkan kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan, bahkan akhirnya kasih agape. Sehingga pada akhirnya, kelimpahan yang dijanjikan menjadi nyata untuk dinikmati.
Namun jika kita keluar dari panggilan kita dan bahkan membuang destiny kita, maka kita dapat terhilang karena ego kita. Bintang yang terang, akhirnya lenyap dalam kekelaman (black hole) untuk selamanya, Yudas 13.
Perjalanan destiny kita bersama dengannya merupakan sebuah rangkaian tahapan demi tahapan. Dari dipanggil, lalu dipilih dan akhirnya ditetapkan. Demikian juga perjanjian yang diberikan, akan menjadi ketetapan sampai akhirnya menjadi kenyataan. Bahkan orang yang tadinya hanya sekedar mendapat kesempatan, bisa menjadi orang pilihan sampai akhirnya menjadi orang yang berkenan.
5. Mengenai Survey & Mapping. Untuk poin ini, silakan klik di sini. Atau memperoleh rincian pengajarannya secara audio dengan klik, mencari dan download di sini.

5 Hal Penting Untuk Mempeoleh Kanaanmu - Vol. 1

6 Hal Untuk Meresponi Destiny Kita
Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah, dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.
 
sumber:windhunatha.blogspot.com