Saat memasak secara tak sengaja jari tengah saya terkena sayatan
pisau dan darah mengucur lumayan banyak. Luka itu tidak segera saya
obati karena dalam pikiran saya, luka itu akan menutup dengan
sendirinya. Dan ternyata tidak, darah segar terus mengucur, hingga
akhirnya saya mengambil obat dan perban untuk membalutnya.
Walau
hanya jari tengah yang luka, sangat berpengaruh terhadap aktivitas yang
lain. Membuat saya kesulitan untuk memegang sesuatu dengan benar dan
terutama untuk mengetik. Melalui perkara ini, Roh Kudus mengajar
mengenai tubuh Kristus. Seringkali kita mengaku sebagai orang Kristen,
sebagai pengikut Kristus tapi satu sama lain saling sikut dan
menjatuhkan. Dengan sadar, kita menegur orang lain bukan dengan motivasi
untuk membangun tapi dengan motivasi untuk mempermalukan dan
menunjukkan superioritas bahwa dirinyalah yang benar dan orang lainlah
yang salah.
Saudaraku, kita semua adalah bagian dari tubuh
Kristus. Tuhan telah tempatkan kita masing-masing pada posisinya, ada
yang menjadi tangan (karunia melayani), ada yang menjadi mulut (karunia
motivasi), menjadi bahu (karunia memimpin), ada yang menjadi otak
(karunia hikmat/pengajaran/pengetahuan), ada yang menjadi kaki (karunia
penginjilan/misionaris), ada yang menjadi hati (karunia belas
kasihan/empati), ada yang menjadi lutut (karunia pendoa syafaat), ada
yang menjadi telinga (karunia konselor), etc.
Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. (1 Korintus 12:4-5)
Supaya
jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota
yang berbeda itu saling memperhatikan. Karena itu jika satu anggota
menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati,
semua anggota turut bersukacita. Kamu semua adalah tubuh Kristus dan
kamu masing-masing adalah anggotanya. (1 Korintus 12:25-27)
Coba
sekarang anda angkat satu buah buku dengan hanya memakai jari tengah
anda? Apakah anda bisa mengangkatnya? Saya jamin anda tidak akan bisa
mengangkatnya, beda kasus kalau anda memiliki tenaga seperti Hercules.
Bayangkan
lagi bila salah satu jari anda berkata kepada tubuh, “Saya sudah bosan
bergabung dengan kamu, sekarang saya mau memisahkan diri dan hidup
merdeka.” Menurut anda apa yang akan terjadi? Cepat dan pasti jari
tengah itu akan mati mengering dan tidak berfungsi apa-apa.
Demikian
pula dengan anda dan saya, kita adalah satu tubuh, satu di dalam
Kristus. Kita tidak dapat hidup sendiri dan tidak dapat berfungsi
apa-apa bila tidak saling bekerja sama dengan bagian yang lain. Ada satu
saja yang terluka, seluruh tubuh akan merasakannya. Misalkan di
kelompok kita ada dua orang yang bersengketa, secara tidak langsung
kitapun terlibat di dalamnya. Mau membela si A, si B juga rekan kita.
Mau membela si B, si A rekan kita, posisi kita serba sulit bagai makan
buah simalakama. Sikap yang bijaksana adalah kita menjadi penengah dan
membereskan masalah ini, supaya racun yang ditebarkan itu tidak
mengkhamirkan semua orang.
Kesatuan anggota tubuh mencakup
dalam semua bidang kehidupan baik dalam bidang bisnis atau kerohanian.
Tuhan memakai anak-anakNya bergerak dalam bisnis untuk membiayai
pekerjaan Tuhan di muka bumi ini. Kita tidak dapat menjangkau
orang-orang yang berada di pedalaman seorang diri, kita butuh partner
para misionaris untuk menjangkaunya. Bagian kita adalah mensubsidi dana
bagi misionaris ini. Kita tidak dapat mengatur suatu organisasi sendiri,
kita butuh partner/rekan sekerja untuk mewujudkannya.
Setiap
anggota tubuh memiliki posisi yang sejajar, tidak ada yang lebih tinggi
dan lebih rendah, semua memiliki peran dan tanggung jawabnya
masing-masing. Dan kesemua anggota tubuh itu diikat oleh kasih agape.
Kasih Agape = kasih yang tidak bersyarat, kasih yang memberi dan tidak
menuntut, kasih yang “meskipun” dan bukan “jika”. Semua bertanggung
jawab kepada Yesus sebagai pemimpin dari semuanya.
Manusialah
yang seringkali membuat perbedaan itu dan membuatnya semakin menyolok
dengan memilah-milah, posisi ini penting, posisi ini tidak. Akibatnya
setiap orang berlomba-lomba untuk mengejar posisi penting dan dipandang
hebat oleh dunia daripada menempati posisi yang tepat menurut apa kata
Tuhan.
Dan akibatnya sungguh fatal, banyak hamba Tuhan
yang jatuh bergelimpangan dalam dosa. Hal ini tak lain dan tak bukan
karena mereka sudah tidak fokus lagi kepada Tuhan dan mengejar apa yang
bukan menjadi bagian mereka. Hidupnya telah dikuasai oleh keserakahan
akan nama baik, popularitas, kesenangan dunia. Dan itu adalah awal
kejatuhan manusia.
Mari kita belajar dari pengalaman
mereka, jangan sampai kita mengalami hal yang sama. Merasa masih
berjalan bersama Tuhan, merasa masih berada dalam kebenaran tapi
sebenarnya kita sedang hidup memisahkan diri dari tubuh Krisus.
Kematianlah yang akan anda hadapi bukan keselamatan.
Beberapa hal yang perlu kita perhatikan berkaitan dengan hal ini:
- Tiap-tiap orang menempati posisinya masing-masing
- Bekerja dengan benar dan disertai tanggung jawab atas setiap bidang yang dipercayakan kepada anda
- Tetaplah fokus kepada Tuhan sebagai pemimpin dari semua
- Terima kekurangan saudara seiman sebagai bagian dari diri anda
-
Perlakukan rekan sekerja sama seperti kita memperlakukan diri sendiri
(bila ingin dihormati hormati mereka, bila ingin didengar dengarkan
mereka dan bukan menuntut sebaliknya)
- Berhentilah bersengketa dengan saudara seiman, karena itu tidak mengerjakan keselamatan dan kebenaran dalam hidup anda
- Kenakan kasih sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar