Kamis, 29 Januari 2015

SALING SIKUT DAN MENJATUHKAN

Saat memasak secara tak sengaja jari tengah saya terkena sayatan pisau dan darah mengucur lumayan banyak. Luka itu tidak segera saya obati karena dalam pikiran saya, luka itu akan menutup dengan sendirinya. Dan ternyata tidak, darah segar terus mengucur, hingga akhirnya saya mengambil obat dan perban untuk membalutnya.
Walau hanya jari tengah yang luka, sangat berpengaruh terhadap aktivitas yang lain. Membuat saya kesulitan untuk memegang sesuatu dengan benar dan terutama untuk mengetik. Melalui perkara ini, Roh Kudus mengajar mengenai tubuh Kristus. Seringkali kita mengaku sebagai orang Kristen, sebagai pengikut Kristus tapi satu sama lain saling sikut dan menjatuhkan. Dengan sadar, kita menegur orang lain bukan dengan motivasi untuk membangun tapi dengan motivasi untuk mempermalukan dan menunjukkan superioritas bahwa dirinyalah yang benar dan orang lainlah yang salah.

Saudaraku, kita semua adalah bagian dari tubuh Kristus. Tuhan telah tempatkan kita masing-masing pada posisinya, ada yang menjadi tangan (karunia melayani), ada yang menjadi mulut (karunia motivasi), menjadi bahu (karunia memimpin), ada yang menjadi otak (karunia hikmat/pengajaran/pengetahuan), ada yang menjadi kaki (karunia penginjilan/misionaris), ada yang menjadi hati (karunia belas kasihan/empati), ada yang menjadi lutut (karunia pendoa syafaat), ada yang menjadi telinga (karunia konselor), etc.

Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. (1 Korintus 12:4-5)

Supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan. Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita. Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya. (1 Korintus 12:25-27)

Coba sekarang anda angkat satu buah buku dengan hanya memakai jari tengah anda? Apakah anda bisa mengangkatnya? Saya jamin anda tidak akan bisa mengangkatnya, beda kasus kalau anda memiliki tenaga seperti Hercules.

Bayangkan lagi bila salah satu jari anda berkata kepada tubuh, “Saya sudah bosan bergabung dengan kamu, sekarang saya mau memisahkan diri dan hidup merdeka.” Menurut anda apa yang akan terjadi? Cepat dan pasti jari tengah itu akan mati mengering dan tidak berfungsi apa-apa.

Demikian pula dengan anda dan saya, kita adalah satu tubuh, satu di dalam Kristus. Kita tidak dapat hidup sendiri dan tidak dapat berfungsi apa-apa bila tidak saling bekerja sama dengan bagian yang lain. Ada satu saja yang terluka, seluruh tubuh akan merasakannya. Misalkan di kelompok kita ada dua orang yang bersengketa, secara tidak langsung kitapun terlibat di dalamnya. Mau membela si A, si B juga rekan kita. Mau membela si B, si A rekan kita, posisi kita serba sulit bagai makan buah simalakama. Sikap yang bijaksana adalah kita menjadi penengah dan membereskan masalah ini, supaya racun yang ditebarkan itu tidak mengkhamirkan semua orang.

Kesatuan anggota tubuh mencakup dalam semua bidang kehidupan baik dalam bidang bisnis atau kerohanian. Tuhan memakai anak-anakNya bergerak dalam bisnis untuk membiayai pekerjaan Tuhan di muka bumi ini. Kita tidak dapat menjangkau orang-orang yang berada di pedalaman seorang diri, kita butuh partner para misionaris untuk menjangkaunya. Bagian kita adalah mensubsidi dana bagi misionaris ini. Kita tidak dapat mengatur suatu organisasi sendiri, kita butuh partner/rekan sekerja untuk mewujudkannya.

Setiap anggota tubuh memiliki posisi yang sejajar, tidak ada yang lebih tinggi dan lebih rendah, semua memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-masing. Dan kesemua anggota tubuh itu diikat oleh kasih agape. Kasih Agape = kasih yang tidak bersyarat, kasih yang memberi dan tidak menuntut, kasih yang “meskipun” dan bukan “jika”. Semua bertanggung jawab kepada Yesus sebagai pemimpin dari semuanya.

Manusialah yang seringkali membuat perbedaan itu dan membuatnya semakin menyolok dengan memilah-milah, posisi ini penting, posisi ini tidak. Akibatnya setiap orang berlomba-lomba untuk mengejar posisi penting dan dipandang hebat oleh dunia daripada menempati posisi yang tepat menurut apa kata Tuhan.

Dan akibatnya sungguh fatal, banyak hamba Tuhan yang jatuh bergelimpangan dalam dosa. Hal ini tak lain dan tak bukan karena mereka sudah tidak fokus lagi kepada Tuhan dan mengejar apa yang bukan menjadi bagian mereka. Hidupnya telah dikuasai oleh keserakahan akan nama baik, popularitas, kesenangan dunia. Dan itu adalah awal kejatuhan manusia.

Mari kita belajar dari pengalaman mereka, jangan sampai kita mengalami hal yang sama. Merasa masih berjalan bersama Tuhan, merasa masih berada dalam kebenaran tapi sebenarnya kita sedang hidup memisahkan diri dari tubuh Krisus. Kematianlah yang akan anda hadapi bukan keselamatan.

Beberapa hal yang perlu kita perhatikan berkaitan dengan hal ini:
- Tiap-tiap orang menempati posisinya masing-masing
- Bekerja dengan benar dan disertai tanggung jawab atas setiap bidang yang dipercayakan kepada anda
- Tetaplah fokus kepada Tuhan sebagai pemimpin dari semua
- Terima kekurangan saudara seiman sebagai bagian dari diri anda
- Perlakukan rekan sekerja sama seperti kita memperlakukan diri sendiri (bila ingin dihormati hormati mereka, bila ingin didengar dengarkan mereka dan bukan menuntut sebaliknya)
- Berhentilah bersengketa dengan saudara seiman, karena itu tidak mengerjakan keselamatan dan kebenaran dalam hidup anda
- Kenakan kasih sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar