Kamis, 29 Januari 2015

Perenungan Hati untuk Gereja Tuhan

Banyak orang ke gereja dengan pemikiran seperti saya
Berharap mendapatkan sesuatu dari gereja, seakan-akan gereja itu diwajibkan untuk menyenangkan jemaatnya. Jika khotbahnya bagus, jemaatnya senang. Kalau jelek, mereka merasa kecewa.

Bahkan, yang dipamerkan oleh sesama je¬maat adalah:
"Di gerejaku pendetanya pintar khotbah",
"Di gerejaku tim pujiannya hebat", atau
"Di gerejaku banyak artis-selebritisnya".
Dan sebagainya.

Pokoknya, semua yang bisa memenuhi kepuasan dan kesenangan daging kita. Kita lupa bahwa gereja adalah tempat kita menyembah, tempat kita mengucap syukur, tempat kita memuliakan Tuhan.
Jadi, bukan jemaatnya yang penting dan menjadi faktor utama di dalam gereja itu, melainkan
Tuhan yang kita sembah!

Satu pemikiran yang salah besar kalau kita ke gereja dengan membawa pertanyaan: "Apa yang bisa saya dapatkan dari gereja?"
Seharusnya pertanyaan tersebut diubah menjadi:
"Apa yang bisa saya bawa dan berikan sebagai persembahan kepada Tuhan?"

Dan, juga satu praduga yang tak benar kalau kita menganggap tim pujian maupun lagu-lagu yang kita nyanyikan di gereja untuk menyenangkan diri kita. Ini semua kita lakukan untuk memuji dan memuliakan Tuhan. Jadi, bukan untuk menghibur diri kita maupun anggota jemaat lainnya.

Hampir setiap hari kita mengalami berbagai macam masalah, mulai dari rasa kesepian, depresi, ketakutan, penyakit, kekecewaan, dan lain-lain. Ke manakah kita bisa dan dapat membawa luka goresan, luka memar, dan retakan kecil maupun luka besar ini? Tentunya ke gereja!

Gereja adalah tempat kita bisa membawa rasa sakit kita, sebab gereja mirip satu keluarga besar. Mereka yang lemah dan sakit akan mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang lebih besar. Gereja adalah suatu lingkungan tempat kita dapat beristirahat, menumpahkan keluh-kesah hidup, dan mendapatkan pandangan yang penuh simpati dari saudara seiman kita-bukan lirikan penuh rasa benci maupun hinaan.

Saya mengakui tak ada gereja yang sempurna di dunia ini, karena gereja berisi kumpulan orang berdosa yang tak luput dari segala macam pencobaan.

Kita tak henti-hentinya mendatangkan kesedihan bagi Allah
tetapi
Allah tetap saja dengan sabarnya menyertai kita.

Sejujurnya, saya merasa lebih bersimpati dengan kegagalan-kegagalan gereja, karena sebenamya saya juga turut berperan di dalam kegagalan tersebut. Banyak di antara kita yang merasa dikecewakan oleh gereja bila keinginan atau doa kita tidak dikabulkan-kita memiliki "Iman Kontrak". Hanya pada saat senang saja kita percaya kepada-Nya dan masa kontrak berjalan. Tetapi pada saat kita "susah", langsung kontraknya diputuskan dan kita ingin meninggalkan-Nya, bahkan tak mau lagi ke gereja.

Gereja bukanlah tempat untuk berkompetisi atau untuk mendapatkan nilai,
melainkan tempat kita bisa melepaskan topeng keseharian. Di gereja kita bisa berlutut dengan segala kerendahan hati bahwa hidup kita ini sebenamya bergantung sepenuhnya kepada Tuhan.

Karena itu, tepatlah seperti yang tercantum dalam Alkitab, "Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa KRISTUS turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena KRISTUS. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat" (2 Korintus 12:9,10).

Dan, renungkan sebelum Anda mengkritik gereja, seperti yang diucapkan YESUS kepada murid-murid-Nya: "Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu" (Yohanes 15:16).

Tuhan YESUS pun telah mendemonstrasikan apa yang seharus kita lakukan di gereja, yaitu melayani, bukannya untuk dilayani. Seperti yang telah dilakukan Tuhan YESUS di mana Dia bersedia dan mau membasuh kaki murid-murid-Nya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar